Dokumen Angkus Prana

Angkus Prana

DESKRIPSI NASKAH

 

  1. Tanggal deskripsi : Juli  2020
  2. Kode dan nomor naskah               :  T/II/9/Disbud
  3. Judul Naskah :  Angkus Prana
  4. Pengarang/Penulis :  I Wayan Samba, Kubutambahan, Singaraja
  5. Nama Pemilik/Lokasi :  Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
  6. Tahun Penyalinan :  13 Mei 1986
  7. Tempat penyalinan             :  Singaraja, Bali
  8. Jenis alas naskah :  Daun Lontar
  9. Kondisi Fisik :  bagus
  10. Penjilidan/cakepan : utuh
  11. Bentuk :  prosa
  12. Sampul : Kayu
  13. Penomoran halaman : ada, pada lembar b
  14. Jumlah total halaman : 24 lembar
  15. Jumlah halaman kosong : -
  16. Jumlah halaman isi : 24 lembar
  17. Jumlah baris dlm setiap halaman : 4 baris
  18. Ukuran naskah dalam Cm. (pxlxt) : 35x3,5

24, Ukuran teks dalam Cm. (pxl)       :  29x2,5

  1. Illuminasi/illustrasi : -
  2. Aksara dan Bahasa : Aksara Bali,  Bahasa Jawa Kuna
  3. Warna tinta : Hitam
  4. Catatan lain : -
  5. Kolofon : ada
  6. Ringkasan Isi dalam tiap teks :

Menjelaskan ketika bumi masih kosong hanya tidak ada langit dan bumi,hanya ada Sanghyang Tunggal yaitu Bhatara Budha Utpati, kemudian ada Sanghyang Ari = air, Sanghyang Panon = api,  Sanghyang Amertha = Angin, barulah ada bumi, langit dan embang (jarak) ditengah-tengah. Bapa Akasa = langit, Ibu pretiwi = bumi, Bhatara Siwa = embang, ada matahari, bulan, gunung, danau, lautan dan arah timur, selatan, barat utara dan seterusnya. Ada Bhatara Iswara, Brahma, Mahadewa, Wisnu, dst. Sanghyang Panca Mahabhuta, Panca Wisaya menjadi Sanghyang Dasendriya, lahirlah Swalalita, modre dicitptakan oleh Sanghyang Budha pada bhuwana Alit dan Bhuwana Agung. Bhatara Umara disebut Sanghyang Ajnyana Sandhi yang menguasai dan memenuhi jagat raya, beliau berbadan Siwa disebut Sang Hyang Widhi.

Selanjutnya dijelaskan tentang pembersihan diri, ngrangsuk bayu kadharman, tutur Samuscaya, tutur Bhagawan Kasiapa yang disebut Bhagawan Swakarma, Tutur Upadesa, tutur Kadharman Samuscaya, tutur Kandha pat tiga, tutur paduning sembah, tutur Arjuna Jaya astawa, dan tutur kawakyan, dan tata cara pelaksanaannya didalam bhuwana alit (badan) merupakan dasar-dasar/pokok hidup dan mati (gelar pati hurip), yang dibuat oleh Sanghyang Eka Jalu Resi.

 

          Sumber Data dan Pendeskripsi Naskah : Dra. Ni Putu Seni ( Pustakawan Ahli Madya)