Dokumen Lukisan I Gusti Made Deblog

Lukisan I Gusti Made Deblog

  1. Sejarah I Gusti Made Deblog dan Penciptaan Karya Lukisannya

I Gusti Made Deblog lahir pada tahun 1906 dan meninggal dunia pada tahun 1986. Ia adalah seorang anak yatim piatu karena orang tuanya gugur sebagai kusuma bangsa pada perang Puputan Badung 20 September 1906, sepeninggal orang tuanya, ia diasuh oleh pamannya yang bernama I Gusti Made Geredeg. Masa kecil sampai remaja ia isi dengan bekerja tani menggarap sawah, pada saat remaja di tahun 1931 ia mulai belajar melukis foto dengan berguru kepada Yap Sin Tin seorang Tionghoa dari Taiwan. Pada tahun 1935 selepas berguru kepada Yap Sin Tin ia berhenti melukis foto dan mulai belajar melukis sendiri karena merasa malu untuk menerima uang dari pemesan lukisan foto yang merupakan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Cara ia belajar dari melihat karya-karya lukisan asosiasi pelukis Pita Maha yang dipajang di depan Museum Bali sambil sore harinya ia latihan bersama klub sepakbola terkenal pada masa itu bernama Klub Dayak. Dari proses belajar mandirinya ia mempunyai visi untuk menciptakan lukisan gaya baru tanpa harus kehilangan akar budayanya sehingga ia mulai memadukan teknik melukis hitam-putih secara realistik yang ia dapat dari berguru dengan Yap Sin Tin dengan gaya budaya rupa naratif wayang Bali sehingga apa yang ia hasilkan dari ketekunannya adalah gaya seni lukis dengan langgam realis-naturalistik. Pada masa kolonial ia pernah mendapat juara II dalam sayembara melukis, juga pada masa Jepang, tercatat dua kali sebagai juara (Juara II dan Juara I) dalam sayembara melukis yang diadakan oleh Sinbun Sya. I Gusti Made Deblog kemudian banyak menghasilkan karya lukisan dan aktif berpameran dari akhir tahun 1950-1980 dan kini masuk ke dalam kategori seniman Old Master Balinese Artists.

 

  1. Corak Khas Lukisan I Gusti Made Deblog

Langgam lukisan I Gusti Made Deblog yang khas dengan langgam realis-naturalistik adalah temuan baru dalam sejarah seni rupa Bali pada rentang waktu akhir 1930-1940an. Perpaduan teknik melukis realis yang berhasil dipadukan dengan bahasa rupa naratif wayang Bali. Selain I Gusti Made Deblog, tercatat nama pelukis I Made Rai Regug dari Banjar Tektek Peguyangan dan Ida Bagus Kondra dari Denpasar yang juga memilih melukis dengan corak khas ini namun dengan gaya ungkap personalnya. Dibandingkan dengan I Made Rai Regug dan Ida Bagus Kondra, maka corak khas I Gusti Made Deblog adalah yang paling kuat menampilkan langgam realis-naturalistik ini, corak khasnya adalah figur-figur yang digambarkan dibuat dengan cara mengejar kerealisan bentuk manusia melalui jalan merubah anatomi figur wayang dengan menggambarkan plastisitas anatomi manusia, hal itu diperkuat dengan teknik melukis dengan tinta Cina (hitam-putih) yang sangat halus serta sangat memperhatikan teknik pencahayaan pada bagian tubuh figur-figur, khusus dalam hal penggambaran kerumitan bulu-bulu dalam figur Hanoman dibuat sangat detail dan rumit, ekspresi wajah figur-figur wayang ditampilkan dengan kuat terutama dalam figur-figur non-manusia (Hanoman dan Raksasa) dibuat mengadopsi ekspresi wajah manusia. Dalam penggambaran latar belakang (background) maupun latar depan (foreground) lebih banyak menampilkan gambaran tentang alam seperti hutan maupun lautan yang digarap sangat naturalis dan sempurna. Kedalaman ruang dalam lukisan dibangun melalui lapisan-lapisan tebal-tipis warna sehingga membentuk ilusi optikal tiga dimensi, lebih dari itu, dalam lukisan I Gusti Made Deblog sudah menerapkan metode gambar perspektif modern sehingga menyebabkan karyanya terlihat berdimensi. Melihat gejala realis-naturalistik yang berkembang di Kota Denpasar pada tahun 1940an, almarhum Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus mencoba merumuskan hal ini dengan penyebutan “Gaya (seni rupa) Denpasar”.