Dokumen Tari Baris Klemat

Tari Baris Klemat

Tari Baris Klemat adalah jenis tarian klasik yang disakralkan oleh masyarakat Desa Adat Seseh dan menjadikannya sebagai bagian dari sistem kepercayaan masyarakat Desa Adat Seseh yang bersifat mengikat dan juga menyatukan masyarakat. Dasar idealisme ditarikannya Tari Baris Klemat, terkait dengan ucapan rasa syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa atas karunia melimpahkan hasil melaut masyarakat Desa Adat Seseh yang berprofesi sebagai Nelayan. Tari Baris Klemat dipentaskan saat upacara piodalan di Pura Dalem Segara  yang terdapat di Desa Adat Seseh. Masyarakat Desa Adat Seseh mewarisi Tari Baris Klemat ini secara turun temurun dari generasi ke generasi dari masa ke masa hingga hari ini. Keunikan dari Tari Baris Klemat, yaitu pada penarinya membawa klemat yaitu perlengkapan nelayan yang berbentuk dayung berujung dua (seperti senjata limpung) dan kancuh (pengangkat air) serta pancer (kemudi). Munculnya Tari Baris Klemat berkaitan erat dengan sejarah Desa Adat Seseh dan keberadaan Pura Dalem Segara beserta legenda yang berkembang di wilayah tersebut. Makna yang didapatkan dalam Tari Baris Klemat meliputi: permohonan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat ke hadapan Tuhan; prinsip pelestarian dan keharmonisan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, serta manusia dengan alam lingkungannya; dimana hal tersebut memiliki arti penting dalam usaha Kabupaten Badung menggiatkan pertumbuhan dan kemajuan kepariwisataan.

Tari Baris Klemat adalah Tarian Sakral yang berasal dari Desa Adat Seseh, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Istilah kelemat berasal dari kata lemat (dalam bahasa Bali) yang berarti pisau. Kelemat dalam kontekstualitas tari Baris Klemat adalah perlengkapan nelayan yang berbentuk dayung berujung dua (seperti senjata limpung). Dalam pertunjukannya, 13 orang penari laki-laki dewasa, dengan mengenakan busana adat ke pura (sederhana)/Bebarisan Mesesaputan menari dengan membawa senjata kelemat dan sebagian lagi membawa kancuh (pengangkat air) dan pancer (kemudi). Mereka bergerak mengikuti irama gambelan gong kebyar. Pementasan tari baris ini biasanya dilaksanakan pada saat Purnama Sasih Kapat yaitu saat berlangsungnya Piodalan di Pura Dalem Segara yang berada di pesisir Pantai Seseh, Desa Adat Seseh, Desa Cemagi, Mengwi, Badung. Kisah awal dari Tari Baris Klemat, berupa legenda dari seorang nelayan/Menega (bendega) yang berhasil mendapatkan anugerah berupa sebuah bende (kempur lempeh) dan sebilah pisau sakti (lemat) dari raja penguasa lautan. Kemudian kedua benda pusaka itu, diminta oleh Raja Mengwi. Munculnya Tari Baris Klemat berkaitan erat dengan sejarah Desa Adat Seseh dan keberadaan Pura Dalem Segara beserta legenda yang berkembang di wilayah tersebut. Makna yang didapatkan dalam Tari Baris Klemat meliputi: permohonan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat ke hadapan Tuhan;

Prinsip pelestarian dan keharmonisan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, serta manusia dengan alam lingkungannya; dimana hal tersebut memiliki arti penting dalam usaha Kabupaten Badung menggiatkan pertumbuhan dan kemajuan kepariwisataan. 

Tari Baris Klemat memiliki beberapa fungsi yaitu:

  1. Fungsi Filosofis

Tari Baris Klemat di Desa Adat Seseh dapat dikelompokkan dalam tari tradisional. Tarian ini pada dasarnya merupakan tarian yang menggambarkan kegagahan serta kelincahan seorang prajurit yang siap sedia mengamankan wilayah mereka serta siap sedia maju dalam medan perang, dimana penarinya pun dipilih dari para pemuda andal yang dianggap sebagai generasi tangguh yang dianggap mampu mengalahkan musuh yang ada. Tarian ini pada dasarnya merupakan ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa) karena telah memberikan anugerah berupa hasil laut yang melimpah yang dapat dinikmati oleh masyarakat pendukungnya.

fungsi harmonisasi tari Baris Klemat dapat disebutkan sebagai berikut:

  • Untuk menata tatanan hidup akrab, harmonisasi, selaras antar warga dapat dipelihara;
  • Pelanggaran sikap tidak etis dari warga menjadi berkurang;
  • Kekuatan bersatu untuk ngayah.

Pementasan Tari Baris Klemat dalam fungsi harmonisasinya yaitu:

  • Melindungi penduduk dan tempat tinggal mereka agar tidak mendapat gangguan roh jahat atau kejahatan yang bersumber dari manusia;
  • Menjaga kelestarian ekosistem laut agar senantiasa memberikan hasil yang melimpah.

Pementasan Tari Baris Klemat pada hakekatnya persembahan dan ungkapan rasa syukur terhadap para dewa maupun bhutakala. Tujuannya untuk menyeimbangkan kedua kekuatan tersebut. Alam Bhur (dewa) dan alam Swah (bhutakala/bawah) harus diseimbangkan oleh alam Bhuah (tengah/alam manusa), sebagai makhluk tertinggi yang memiliki bayu, sabda dan idep. Pelaksanaan upacara tersebut sebagai alat/sarana dibangunnya rasa toleransi dan kebersamaan dalam masyarakat. Dengan pelaksanaan upacara keagamaan seluruh masyarakat terintegrasi menjadi satu kesatuan dengan memiliki tujuan yang sama.

    2.Fungsi Historis

Fungsi sejarah dalam hal ini adalah sebagai pengingat masa lampau tentang keberadaan desa maupun para leluhur Desa Adat Seseh yang telah mewariskan tradisinya. Tradisi tersebut adalah

Tari Baris Klemat yang menjadi kepercayaan masyarakat Desa Adat Seseh telah menjadi sistem kepercayaan yang bersifat mengikat masyarakat di wilayah tersebut. Tarian ini  juga merupakan rangkaian rasa syukur atas hasil melaut yang melimpah. Dengan mengetahui sejarah Tari Baris Klemat bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di Desa Adat Seseh untuk senantiasa menjaga kelestarian dan kebersamaan diantara sesama warga masyarakat. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan masyarakat, baik pada masa sekarang atau masyarakat sebelumnya.

  1. Fungsi Sosiologis

Upacara yang dilangsungkan oleh masyarakat Desa Adat Seseh yang didalamnya terdapat pementasan Tari Baris Klemat merupakan yadnya yang dilakukan oleh warga Desa Adat Seseh kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa hidup dan kehidupan. Adapun pelaksanaan upacara bertujuan  Moksartam Jagaditha Ya Ca Iti Dharma, yakni mendapatkan kebahagiaan batin dan kesejahteraan rohani. Pemantasan tari Baris Klemat saat piodalan merupakan salah satu bentuk mempererat hubungan antar warga Desa Adat Seseh terjalin begitu harmonis. Bertemunya warga disaat pelaksanaan upacara tentunya membuat jalinan interaksi sosial antar warga menjadi aktif dan hangat, para warga saling bertegur sapa menanyakan kondisi masing-masing ketika saling berjauhan, dan di momen tersebut para warga saling bercengkrama, bertukar informasi sehingga keberlangsungan upacara ini tak hanya semata menjalankan kewajiban turun temurun secara vertikal namun juga merekatkan hubungan horisontal antar warga. Penyiapan sarana upakara yang sebagian besar bahannya didapatkan dari bahan alam membuat warga Desa Adat Seseh menggali kembali ingatan serta keterampilan mereka dalam menyusun kelengkapan upakara. Hal ini tanpa disadari oleh masyarakat Desa Adat Seseh, bahwa mereka telah menanamkan cara berpikir, bertindak secara bersama, serta mengajarkan meraka mengenai keterampilan mempersiapkan kelengkapan upakara. Tari Baris Klemat di Desa Adat Seseh memiliki fungsi dalam menampilkan aspek keindahan dalam wujud bentuk, rupa, dan penampilannya. Fungsi estetis pada tari Baris Klemat adalah mengejawantahan rasa seni yang diberikan oleh Tuhan dengan mengabdikan seni tersebut kepada sang pencipta seni itu sendiri dengan didasarkan keyakinan dan rasa syukur.  Pementasan Tari Baris Klemat selain merupakan kelengkapan dalam upacara,  tarian ini juga merupakan sarana menghibur masyarakat, yang jarang mendapatkan hiburan-hiburan. Sebagai generasi penerus kita wajib untuk mendokumentasikan karya budaya tersebut, tidak cukup hanya menempatkannya sebagai sebuah sarana upacara, namun sangat perlu juga mendokumentasikannya dalam bentuk tertulis sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. 

Beberapa makna yang bisa dilihat dalam Pementasan Tari Baris Klemat, pada acara Piodalan di Pura Dalem Segara, Desa Adat Seseh antara lain:

  1. Bentuk Permohonan dan Rasa Syukur

Pementasan Tari Baris Klemat dalam Piodalan di Pura Dalem Segara di Desa Adat Seseh, tidak lain merupakan ungkapan rasa syukur oleh masyarakat Desa Adat Seseh kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas keberlimpahan hasil laut yang dianugerahkan kepada mereka yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Upacara ini juga merupakan salah satu prosesi permohonan kepada yang maha kuasa agar masyarakat Desa Adat Seseh senantiasa dapat menjaga kehidupan harmonis dengan lautan yang merupakan sumber penghidupan mereka untuk mencapai kesejahteraan.

  1. Implementasi Tri Hita Karana

Pementasan Tari Baris Klemat di Desa Adat Seseh yang dilaksanakan di Pura Dalem Segara melibatkan masyarakat desa untuk melakukan persembahyangan bersama serta penokohan dari tarian yang dibawakan merupakan bentuk dari menciptakan adanya keharmonisan antara manusia dengan Tuhannya. Antusiasme masyarakat dalam mempersiapkan pelaksanaan upacara, sampai dengan persembahyangan yang dilaksanakan bersama di pura tersebut merupakan pelaksanaan dari aspek parahyangan. Hubungan harmonis antara sesama manusia terlihat disaat berlangsungnya upacara, dimana pemantasan Tari Baris Klemat ini memiliki perhitungan waktu tersendiri dalam pementasannya. Kebersamaan masyarakat dalam mematuhi waktu pelaksanaan upacara, serta kerukunan masyarakat dalam mempersiapkan upacara, upakara disetiap waktu pelaksanaan piodalan pura merupakan perwujudan dari aspek pawongan. Penggunaan upakara-upakara dalam setiap keperluan pelaksanaan upacara yang didalammnya berisi pementasan Tari Baris Klemat dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam, serta kerukunan umat beragama di desa tersebut dalam membersihkan lingkungan pura sebelum dan sesudah pelaksanaan upacara merupakan pengejawantahan aspek  palemahan.

  1. Discovery Pariwisata Budaya di Kabupaten Badung

Desa Adat Seseh mempunyai potensi untuk digali sebagai daerah tujuan wisata. Kondisi alam Desa Adat Seseh yang merupakan pesisir selatan Bali, apabila dikelola dengan baik sebagai salah satu penarik wisatawan yang suka akan eksploasi keindahan alam pantai dan laut. Selain mengandalkan potensi alamnya yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa, sentuhan-sentuhan di bidang fisik juga perlu dilakukan guna menopang sebagai daerah kunjungan wisata. Jalan yang baik, akses informasi yang lancar serta adanya tempat beristirahat tentu harus dikaji mendalam guna mengembangkan wilayah ini.

  1. Pembelajaran Sikap Bhakti

Pementasan Tari Baris Klemat yang menjadi satu kesatuan dari pelaksanaan upacara piodalan memberikan sebuah internalisasi rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada para generasi di Desa Adat Seseh.

  1. Pendidikan Sosial Budaya

Sosial budaya masyarakat di Desa Adat Seseh dipengaruhi oleh perubahan unsur-unsur budaya yang berkembang, wujud budaya aktivitas dan wujud budaya material. Perubahan tersebut berkaitan dengan ajaran Tattwa yang menyangkut tentang konsep ketuhanan yang diyakini masyarakat. Selain itu, upacara piodalan yang dilaksanakan di pura di mana sarana upakara, menghias pura dan proses upacaranya dilaksanakan oleh masyarakat dengan tulus ikhlas dan tolong menolong yang dilandasi dengan konsep ngayah.

Adapun bagian-bagian penting dari Tari Baris Klemat yang membentuk tarian tersebut secara utuh adalah:

  • Penari

Tari Baris Klemat ditarikan oleh penari yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan merupakan krama Desa Adat Seseh. Jumlah penari sebanyak 13 orang ini melambangkan Tria Dasa Saksi, dalam Agama Hindu. Tria Dasa Saksi yakni tiga belas saksi yang mengikuti segala gerak langkah kita, sehingga tidak mudah untuk berbohong terhadap Sang Hyang Widhi. syarat pendukung lainnya adalah penari sedang tidak dalam kondisi sebel atau cuntaka. Yakni sebuah kondisi dimana seseorang sedang dalam keadaan kotor (tidak suci) baik akibat dari kematian maupun hal-hal lain yang dipandang kotor dalam agama Hindu.

(2)     Tata Rias dan Busana,

Busana Tari Baris Klemat mesaputan dengan kanjut panjang seperti halnya patung tersebut. Tidak bertelanjang dada tetapi memakai baju lengan panjang dan celana lengan panjang. Tidak memakai stewel dan gelang karena agar bersifat klasik dan sesuai dengan kerakyatan namun Tari Baris Klemat tetap bersifat wali menggunakan riasan kepala (udeng atau kain lembaran) yang dibentuk sedemikian rupa tidak menggunakan krucut di atasnya seperti baris dan udeng-udengan berbentuk segitiga di belakangnya seperti Baris Gede dan Tekok Jago. Menggunakann udeng seperti hal layak biasa yang dipakai oleh masyarakat umum tidak berifat formal bisa juga seperti udeng glenteran. Sedangkan dalam tata rias, penari Tari Baris Klemat tidak mengenakan tata  rias yang beraneka macam pula, tata rias yang dipergunakan sangat sederhana,  bahkan  bisa  dikatakan  tidak  mengenakan tata rias.

Perlengkapan

Perlengkapan Tari Baris Klemat menggunakan properti yang sudah ada dari penggunaan Baris Klemat terdahulu. Pertama kancuh merupakan tempat serokan mengeluarkan air dari lambung jukung, khususnya jukung Bali yang sifatnya ada di depan atau di tengah. Kedua klemat, yaitu bersifat seperti dayung hanya saja klemat itu memiliki dua sisi daun yang bisa digunakan kanan dan kiri. Ketiga pancer merupakan setir jukung tradisi yang belum menggunakan mesin tempel atau mesin tektek. Banten atau upakara adalah pengejawantahan dari sang diri pribadi, serta penunggalan dari Bayu, Sabda, dan Idep yang didasari dengan pikiran yang suci nirmala serta keikhlasan yang tinggi kepada Tuhan,  yang  merupakan utamaning bebantenan atau upakara. Keutamaan suatu banten atau upakara bukanlah diukur dari besarnya suatu persembahan, melainkan sejauh mana kita dapat menyatukan Sabda, Bayu dan Idep (perkataan, perbuatan dan pikiran) yang dilandasi oleh kesucian serta ketulusan kita yang tanpa pamrih dalam beryadnya. Untuk mewujudkan banten yang suci, kita  tidak  pernah  lepas  dari  unsur  positif  dan negatif yang disebut dengan Rwa Bhineda, juga Purusha Predhana. Karena dari kedua unsur tersebutlah terciptanya Prakerti (kehidupan), terciptanya Tri Bhuana beserta segala isinya.

(4)     Struktur Pertunjukan

Bagian 1

Pemangku menghaturkan banten saat piodalan puja wali yang dilaksanakan tepatnya satu tahun sekali di purnama kapat di Pura Dalem Segara, Desa Adat Seseh.

Bagian 2

Setelah pemangku selesai melakukan upacara Tari Baris Klemat ditarikan pada saat Ida Bhatara tedun dari linggih Ida dan menuju ke segara atau ke beji. Tari Baris Klemat untuk mengiringi upacara di pesisir pantai yang ada di Seseh. Serta menghormati anugerah yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Setelah selesai baru ada gerakan mengambil klemat dari samping bawa ke depan langsung piles hap.. agem kanan. Berikutnya, gerakan milpil karena gerakannya tidak seperti malpal pada umumnya, tidak seperti malpal pada Baris Gede atau Jauk.

Ragam Gerak

          Adapun ragam gerak yang terdapat dalam Tari Baris Klemat ini yaitu, nayog, ngicig, malpal, tanjek, jongkok, nengkleng, makecog,makesyab.

(6)     Musik Iringan

Pementasan Tari Baris Klemat diiringi dengan gamelan Gong Kebyar yang bersifat umum. Mengapa gamelan itu digunakan karena merupakan gamelan pertama yang dimiliki oleh Desa Adat Seseh. Kedua karena gamelan yang istilah balinya due atau yang disakralkan oleh Desa Adat Seseh. Penari bergerak mengikuti irama gambelan Gong Kebyar.

(7)     Tempat Pementasan/Pertunjukan.

Tari Baris Klemat dipentaskan pada tempat yang terpilih yaitu di Pura Dalem Segara di pesisir Pantai Seseh, Desa Adat Seseh.