Dokumen Tika

Tika

Deskripsi konsep Tika

  1. Pengertian Tika

Tika adalah kalender tradisional di Bali yang disusun berdasarkan  perhitungan Wariga bersifat matematis, yang berisi  hari-hari dari Wewaran, Wuku, Ingkel dan sebagainya yang dikonstruksi dalam bentuk simbol-simbol di atas selembar papan berbentuk persegi panjang, kertas dan ada juga pada selembar kain.  Pemberian simbol itu diwakili oleh satu nama hari dalam Wewaran, satu nama hari pada Wuku, satu nama hari pada Ingkel, satu nama hari pada Pakalan-kalan. Masing-masing hari yang mewakili Wewaran, Wuku, Ingkel dan Pakalan-pakalan itu diberi simbol yang berbeda-beda.

 

  1. Asal-Usul Tika

Dari dimensi Ontologis bahwasannya keberadaan Tika di Bali sudah diwarisi secara turun temurun. Keberadaan Tika tersebar hampir di masing-masing Kota/Kabupaten se-Bali, tetapi motif dan model penyimbolannya sangat variatif. Secara historikal sampai saat ini belum ditemukan hasil penelitian akademis dengan pendekatan interdisipliner, analisis dan sintesa dari data  epigrafis dengan disiplin ilmu terkait lainnya dengan Tika. Menurut hemat saya, berdasarkan beberapa literaratur dan fakta di lapangan yang saya amati, bahwa  Tika boleh dikatakan sudah merupakan bagian integral dari   artevak arkelogis, karena eksistensinya sudah diwarisi secara turun temurun.  Tika yang mewakili dalam pendataan ini adalah kebetulan koleksi pribadi pendata sendiri, yang merupakan warisan dari orang tua. Pendata sendiri dari masih duduk di bangku Sekolah Dasar sudah sering melihat orang tua saya membaca Tika ini, dan sering juga saya menanyakan hal-hal yang terdapat dalam Tika, tapi belum begitu mengerti. Setelah duduk di bangku Kuliah, yang kebetulan mata  kuliah Wariga adalah kesukaan saya, disinilah saya lebih mendalami lagi tentang Tika termasuk praktek membuat Tika.

 

  1. Manfaat Tika

Tika adalah merupakan warisan budaya leluhur yang secara sublimasi di balik fisikal ada nilai metafisikal  sangat bermanfaat dijadikan kompas penunjuk hidup, bersifat praktis dan sistematis dalam memilih Subha Dewasa, terkait dengan Dharma kahuripan yang multidimensional baik terkait pertanian, perdagangan, mapun sosial religius.

 

  1. Kewajiban Generasi Muda Terhadap Tika

Para generasi muda sebagai generasi penerus warisan budaya leluhur mempunyai kewajiban untuk mempelajari dan memahami Tika sebagai upaya untuk melestarikannya, jangan sampai hanya sekedar menjadi tinggalan dalam inventarisasi, melainkan menjadi warisan yang terus hidup dan bermanfaat.